Wednesday 6 December 2023

Karma baikku, Pelindungku


Saya ingin berbagi mengenai 1 pencerahan / pembelajaran yang saya dapatkan. Pertama tama, sebelum mulai kita mengerti dulu mengenai karma dalam agama Buddha (agama saya).

Dalam agama Buddha, karma bukanlah sesuatu seperti takdir atau nasib; atau seperti karma dalam agama Hindu yang berarti hasil perbuatan masa lalu saja. Dalam agama Buddha (yang saya pahami), karma secara sederhana berarti "Sebab-Akibat" . Seperti apa maksudnya? karma dalam agama Buddha, secara nyata bisa kita lihat dalam kehidupan kita sehari  hari, bahwa apa yang kita lakukan (sebagai sebab) akan membuahkan hasil (sebagai akibat) -- jadi contohnya, jika saya memegang api (sebab) maka tangan saya kan terbakar(akibat). Pengertian inilah yang paling dasar, dan sering kali terlupakan.

Secara mendalam, akan ada janis karma lainnya, seperti karma masa lalu, karma pendorong kelahiran, karma bersama, dll, yang tidak saya bahas disini.

Karma buruk berbuah, bencana besar terjadi

Cerita kita mulai dengan awal  tahun 2023, stamina saya menurun, kondisi pendengaran menurun dan perlahan mata kiri menjadi lemah dan ada sensasi kebas di pipi kiri; yang saat itu saya pikir hanya karena gangguan THT dan karena gaya hidup saya yang tidak baik, karena kerja terlalu keras.

Hingga akhirnya memasuki Mei 2023, kesehatan saya terus menurun, saya mulai lemah dan sering muntah; tekanan darah juga naik tinggi. hal ini terus terjadi hingga memasuki bulan Juli; saya sudah mencoba ke klinik namun yang diberikan hanya obat darah tinggi yang tidak menghasilkan apapun.



Akhirnya memasuki Agustus saya pulang kerumah untuk mendapatkan bantuan keluarga, namun tetap tidak ada hasil yang berarti terkait kesehatan saya (sebagai catatan tambahan, saya selama masa sulit ini dibantu oleh tunangan saya seorang diri). Bulan Agustus ini juga bertepatan dengan rencana saya dan tunangan, untuk lamaran (sangjit, dalam budaya Chinese), pada saat ini saya masih memiliki tenaga untuk terbang ke Bandung dan menjalankan proses lamaran dengan sederhana, beristirahat disana dan kembali pulang ke Bali.



September dan Oktober adalah bulan bulan paling kelam, kesehatan saya terus menurun; 31 oktober akhirnya saya ke UGD karena kondisi saya sudah sangat buruk.

Berbuahnya karma baik

Kebaikan pertama datang, kondisi saya yang sudah sangat buruk, akhirnya tunangan saya memaksa -- apapun yang terjadi harus ke UGD, saya pasrah akhirnya menghubungi teman yang seorang dokter di Bali. Teman dokter tersebut menyarankan untuk langsung ke UGD rumah sakit SANGLAH di Bali, dan dia memberikan masukan masukan agar bisa langsung di proses disana, saran yang diberikan berhasil; tanpa harus repot repot proses administrasi, saya masuk UGD dan semua berjalan cepat.

Kebaikan kedua datang, Hari pertama hingga ke 4 saya dalam status observasi, dan hari kelima saya langsung mendapat giliran untuk MRI (yang biasanya harus menunggu / antri), dan langsung ketahuan ada penumpukan cairan otak karena ada tumor; namun kali ini yang dilakukan adalah pemasangan saluran pembuangan cairan otak untuk mengurangi tekanan di otak, inilah tindakan yang dilakukan dan saya langsung mendapatkan jadwal operasi, dan prosesnya pun berjalan lancar. Hanya dalam 3 hari saya dinyatakan boleh pulang.

Kebaikan ketiga, pada hari terakhir saya bertemu dokter Golden di rumah sakit yang ternyata terkenal di Bali untuk masalah operasi tumor otak. Dokter Golden ternyata terkenal di Bali karena sering membantu yayasan untuk operasi tumor, juga terkenal baik ke banyak orang; selain itu juga terkenal ahli dan kemungkinan operasi berhasil sangat tinggi. (ternyata banyak orang disekitar saya yang kenal dan tahu mengenai dokter Golden)

Pada saat ini adik saya di Jakarta pulang ke Bali, kakak saya di Australi juga datang ke Bali. Dokter Golden menjelaskan bahwa dia juga praktek di Rumah sakit swasta yang tentu saja memiliki peralatan lebih lengkap, namun biaya lebih tinggi; mendengar hal ini kakak saya langsung merespon dan siap membantu biaya.

Kebaikan keempat, tentu saja operasi saya berhasil dan dilakukan bertepatan dengan ulang tahun saya di tanggal 14 november. 

Apa yang saya sampaikan diatas adalah sedikit karma baik yang berbuah dan mendukung saya hingga akhirnya bisa menulis artikel ini. Masih banyak kebaikan lain yang tidak mungkin saya tuliskan satu persatu; namun bisa saya jelaskan singkat, seoerti banyaknya teman teman saya yang membantu dana, membantu doa, bahkan hingga keluarga dan teman teman tunagan saya juga ikut aktif memberikan doa. Kebaikan lainnya adalah bagaimana saya dibantu oleh kakak saya, adik saya, sepupu yang memberikan kamar sementara di hotelnya sambil saya pemulihan. Kiriman kaldu kesehatan untuk pemulihan, informasi mengenai susu dan suplemen yang baik, dan masih banyak lagi kebaikan yang muncul.

Karma baikku, Pelindungku

Tumor dikepala saya berukuran 5-6 cm bukanlah tumor yang kecil, dan mengingat kondisi saya saat itu, jika tidak dipaksa oleh tunangan saya, mungkin saya sudah bye-bye ke akhirat. jika bukan karena jodoh  bertemu dokter Golden, mungkin juga saya sudah bye-bye ke akhirat, belum lagi bantuan biaya dari kakak saya sendiri, dan suplemen obat obatan dari adik saya, Tunangan saya yang menjaga siang dan malam selama saya sakit-operasi-bahkan hingga sekarang dimasa pemulihan ini. Kekuatan doa doa dari teman, kerabat yang bahkan saya jarang bertemu, kekuatan kenalan jauh yang bahhkan saya tidak kenal. Proses operasi pertama dan kedua yang cepat dan lancar. 

Dari proses inilah saya sungguh sungguh percaya karena mengalami sendiri, betapa Karma baik kita seperti jaring pengaman yang akan menyelamatkan kita ketika kondisi kita sangat terpuruk sekalipun. Seperti yang dituliskan pada ABHINHAPACCAVEKKHAA PATHAN mengenai karma.

Marilah kita terus memancarkan kebaikan di hati kita, sehingga kebaikan selalu muncul dalam setiap tindakan, perbuatan dan ucapan kita. Semoga cerita / artikel singkat ini bisa memberikan gambaran dan manfaat bagi yang membaca.

0 comments:

Post a Comment